Bandung, Jemari News – Kesadaran warga Kota Bandung tentang bahaya kebakaran masih harus terus ditingkatkan. Termasuk tentang pengetahuan mitigasi bahaya kebakaran.
Oleh karenanya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus memperkuat langkah pencegahan kebakaran melalui edukasi masyarakat.
“Kami bersama dinas terkait tengah memperkuat program edukasi pencegahan kebakaran berbasis lingkungan. Mulai dari pelatihan penggunaan APAR, simulasi evakuasi, hingga pengetahuan dasar tentang instalasi listrik aman. Semua ini kami berikan langsung ke warga di tingkat RT/RW dan juga di sekolah-sekolah,” ujar Wakil Wali Kota Bandung, Erwin saat siaran bersama Radio Sonata, Jumat 25 Juli 2025.
Erwin juga mengajak seluruh warga untuk memulai dari langkah-langkah kecil namun penting. Misalnya, rutin memeriksa kabel listrik, tidak menggunakan terminal listrik secara berlebihan, dan tidak menyimpan bahan mudah terbakar sembarangan.
“Kewaspadaan itu sebenarnya sederhana, tapi sangat menentukan. Setiap keluarga yang siap adalah benteng awal dalam sistem keselamatan kota,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga jalur evakuasi. Gang sempit sebaiknya tidak digunakan untuk parkir atau gudang karena dapat menghambat proses penyelamatan saat darurat.
“Ruang bersama harus dijaga fungsinya untuk kepentingan bersama pula,” imbaunya.
Erwin menegaskan, menjaga keselamatan adalah tanggung jawab bersama.
“Keselamatan bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab kita semua. Mari saling menjaga, saling peduli, dan saling siaga. Kota yang aman bukan hanya karena petugasnya sigap, tapi karena warganya sadar dan terlibat,” tuturnya.
Untuk menjangkau lebih banyak warga, khususnya generasi muda, materi edukasi kebakaran juga dikembangkan dalam format digital seperti infografis dan video singkat.
Konten disebarluaskan melalui kanal resmi Pemkot Bandung dan media sosial.
“Kesadaran kolektif bisa tumbuh lewat informasi yang ringan namun berdampak. Pencegahan adalah kunci utama. Karena itu, kami ingin membangun kebiasaan waspada yang dimulai dari rumah, bukan menunggu datangnya bencana,” katanya.***