Scroll ke bawah untuk lihat artikel
example 325×300
Daerah

DPC Jemari Kabupaten Garut Menjalin Kerjasama UMKM Batik Tulis Bale Pasiran Dengan Masyarakat Sunda Wiwitan Adat Karuhun Urang (AKUR) Kampung Adat Pasir

iman januar
48
×

DPC Jemari Kabupaten Garut Menjalin Kerjasama UMKM Batik Tulis Bale Pasiran Dengan Masyarakat Sunda Wiwitan Adat Karuhun Urang (AKUR) Kampung Adat Pasir

Share this article

Garut, Jemari News – Sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) DPC Jemari Kabupaten Garut yang sangat condong ke Bidang Usaha, Sosial, dan Kemanusiaan, pada kali ini DPC Jemari Kabupaten Garut beserta Jajaran Kepengurusan dan Keluarga Besar berkesempatan menjalin kerjasama UMKM Batik Tulis Bale Pasiran dengan masyarakat Sunda Wiwitan, Adat Karuhun Urang (AKUR) Kampung Adat Pasir.

Turut hadir pula Kang Agus sebagai Tokoh Masyarakat Sunda Wiwitan AKUR dan perwakilan dari UMKM Batik Tulis Bale Pasiran, kerjasama ini terjalin di Bale Adat Masyarakat Sunda Wiwitan AKUR, Kampung Adat Pasir, RT 003, RW 004, Desa Cintakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, pada hari Selasa (22/07/25).

Advertisement
example 300×600
Scroll ke bawah untuk lihat konten

Selaku Ketua DPC Jemari Kabupaten Garut, Dianna mengatakan, “Alhamdulillah, puji dan syukur serta shalawat selalu kami panjatkan kepada Allah SWT dan junjungan kami Nabi Muhammad SAW. Di tengah pesona alam Desa Cintakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, tersembunyi sebuah warisan budaya yang kaya akan nilai sejarah dan artistik, yaitu Batik Tulis Bale Pasiran khas Sunda Wiwitan, Kampung Adat Pasir. Batik ini tidak hanya menjadi cerminan kehidupan sehari-hari masyarakat setempat, tetapi juga mengandung nilai-nilai filosofis yang mendalam,” ungkapnya.

“Semoga dengan terjalinnya kerjasama UMKM Batik Bale Pasiran ini, In Syaa Allah bisa menjadi kesempatan serta jalan yang lebih baik bagi kita semua, sesuai dengan tujuan yang dicanangkan dari kerjasama ini, yaitu agar lebih meningkatkan kesejahteraan kita semua melalui pengembangan ekonomi lokal di bidang seni dan budaya yang berupa UMKM Batik Tulis Bale Pasiran. Mugia ku rahmat sareng pangrengkuh Sang Hyang Kersa, ieu sabilulungan janten kasaksian rasa sukur ka para karuhun anu parantos mapag jalan kahirupan urang balarea. Rahayu Kersaning Gusti,” ujar Dianna.

Begitu pula dengan Kang Agus, selaku Tokoh Masyarakat Sunda Wiwitan AKUR Kampung Adat Pasir mengutarakan hal yang senada, menurut beliau, “Pertama-tama ibu-ibu di sini ngebatik tahun 2010, kami bisa ngebatik itu pertamanya di Cigugur, Kuningan, yang dipelopori Ibu Ratu Juwita Jati yang ada di Cigugur Paseban. Namun, perkembangan signifikan terjadi pada tahun 2019 ketika para pengrajin dibina oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Garut. Proses pembuatan Batik Tulis Bale Pasiran ini melalui proses pengkajian kain atau mola, kemudian proses ngarereng, proses ngablok atau perwarnaan yang dimana durasi proses ngablok ini bergantung pada banyaknya warna, dan terakhir adalah proses pelepasan malam atau pelodoran. Batik Tulis Bale Pasiran didominasi oleh warna-warna yang teduh dan memiliki kesan kalem,” katanya.

Sebagai Kampung Adat Sunda Wiwitan, masyarakat Kampung Adat Pasir memegang teguh ajaran Sunda Wiwitan Madrais yang bertumpu pada tiga ajaran utama, yang disebut dengan Tri Tangtu. Nilai-nilai yang di anut oleh masyarakat ini kemudian dilimpahkan ke dalam dua motif utama Batik Tulis Bale Pasiran yang khas, yaitu motif Mayang Kahuripan dan Leuit Pare. Motif Mayang Kahuripan ini merupakan motif flora dan fauna yang memiliki makna bahwa hirup huripna yang memiliki arti bahwa manusia bukan hanya membutuhkan nasi untuk makan. Sementara motif Leuit Pare menggambarkan tempat penyimpanan padi di lumbung, simbol kesiapsiagaan masyarakat terhadap kekurangan pangan. Batik Tulis Bale Pasiran menggunakan pewarna alami dan sintetis. Pewarna alami terbuat dari kayu-kayuan, daun jati, dan akar mengkudu, yang dijamin tidak mudah luntur. Banyak para pejabat daerah maupun pusat, turis lokal, bahkan turis asing yang antusias untuk membeli produk UMKM Batik Tulis Bale Pasiran kami. Turis asing yang sering membeli produk batik kami, banyak yang berasal dari Swiss, Prancis, Philipina, dan Singapura. Harapan kami, terjalinnya kerjasama antara UMKM Batik Tulis Bale Pasiran Masyarakat Sunda Wiwitan AKUR Kampung Adat Pasir dengan DPC Jemari Kabupaten Garut ini, semoga Batik Tulis Bale Pasiran semakin berkembang dan semakin Go International,” tutur Kang Agus.

Karena masih menggunakan metode tulis, maka batik yang dihasilkan oleh para pengrajin batik Kampung Adat Pasir ini masih autentik, dan tentu saja, setiap batik yang diproduksi akan memiliki ciri khasnya masing-masing serta beda dengan batik lainnya.

Berhubung prosesnya masih tradisional, sehingga produksi satu kain batik membutuhkan waktu yang cukup panjang. Oleh sebab itu, batik pasiran ini memiliki nilai seni dan nilai jual yang tinggi.

Batik Tulis Pasiran dengan pewarna alami, satu setel lengkap dengan selendang, harganya jauh lebih mahal daripada Batik Tulis Pasiran dengan pewarna sintetis. Sedangkan untuk Iket (Ikat Kepala), memiliki harga tersendiri dan di jual secara terpisah. Bagi siapapun yang berminat terhadap Batik Tulis Pasiran, bisa menghubungi WhatsApp di nomor (0851-6714-3811).

Dengan segala keunikan dan nilai filosofisnya, Batik Tulis Bale Pasiran dari UMKM Masyarakat Sunda Wiwitan AKUR, Kampung Adat Pasir, tidak hanya menjadi warisan budaya yang perlu dilestarikan, tetapi juga memiliki potensi besar untuk dikenal di kancah internasional.*(YOGA P. A.)*

example 325×300