Cianjur, Jemari News – Kurang lebih seratusan Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cianjur menggelar unjuk rasa (demo) di depan kantor Pemkab Cianjur pada pukul 13.00 sampai 16.00 WIN, Selasa (3/6/2025).
Aksi Demo tersebut untuk menyampaikan kritik, aspirasi, menyoroti kinerja dan kebijakan Bupati Cianjur yang baru menjabat sekitar 100 hari. Massa aksi demo ini dipimpin oleh Koordinator Lapangan (Korlap) Alief Iffan.
Dalam orasinya Alief menyampaikan tujuh (7) permasalahan utama yang menjadi perhatian publik, yaitu: 1.
Ketidakjelasan Anggaran dan Manajemen Program Gotong Royong Lobaan (Gorol). Program ini dikelola secara tertutup dan tidak ada transparansi terkait sumber anggaran. 2. Penyelesaian Korban Gempa yang Belum Tuntas. Pemulihan pasca bencana masih menyisakan pekerjaan besar dan banyak warga terdampak belum menerima hak-haknya. 3. Ketiadaan Langkah Konkrit Pasca Pendidikan Karakter. Program pendidikan karakter untuk pelajar dibiayai dari Dana BOSDA dan APBD tanpa peta tindak lanjut yang jelas. 4. Hibah Masjid Agung yang Diduga Tidak Transparan. Belum ada keterbukaan dalam laporan penggunaan dan hasil auditnya. 5. Pengelolaan Tanah Wakaf Masjid Agung yang Diduga Tidak Terbuka. Pengelolaan tanah wakaf disewakan kepada pihak ketiga untuk keperluan komersial tanpa akses informasi pengelolaan maupun distribusi hasilnya. 6. Program Bantuan Rp. 25 Juta per RT yang Tidak Matang. Program ini diluncurkan tanpa disertai pedoman teknis, mekanisme pelaporan, atau sistem evaluasi. 7. Program Bantuan Rp 300 Juta untuk Pesantren dan Insentif Guru Ngaji yang Tidak Jelas. Janji bantuan belum menunjukkan kejelasan implementasi dan pemerintah belum menyampaikan skema distribusi, kriteria penerima, maupun jadwal pencairan dana.
Terkait tujuh program Bupati Cianjur tersebut, Alief menduga seakan tergesa-gesa tanpa perencanaan matang, yang mengindikasikan bahwa sebagian program pemerintah dijalankan lebih demi pencitraan jangka pendek daripada berorientasi pada keberlanjutan dan dampak jangka panjang.
“Kami selaku mahasiswa yang tergabung dalam PMII Cianjur, minta Bupati Cianjur untuk mengevaluasi agar program-program itu lebih terencana, terukur dan transfaran dalam hal pertanggungjawaban dan penganggarannya”, teriak Alief, koordinator aksi.
“Kami mendesak Bupati Cianjur, agar segera menjelaskan kepada publik secara terbuka dan transfaran, kami juga akan terus mengawal dan mengkritisi program-program itu bahkan kami akan melakukan aksi demo ini secara estafet dari mulai hari ini selasa, rabu dan kamis (3, 4, 5 Juni 2025), bila tidak ditanggapi secara serius”, ungkap Alif berapi-api.
Aksi demo ini diisi beberapa mahasiswa yang berorasi secara bergantian dan berjalan tertib dan kondusif dengan mendapatkan pengawalan dan pengamanan dari aparat Kepolisian Polres Cianjur, TNI dan Satpol PP Cianjur. Masa aksi membubarkan diri sekitar pukul 16.00 WIB secara tertib dengan berjalan kaki dan mengendarai sepeda motor. (Iwan Hermawan – Kabiro Cianjur)