Cirebon, Jemari News – Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, menerima penghargaan sebagai Tokoh Visioner Wali Kota dalam ajang Anugerah Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Award 2025. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kepemimpinannya yang dinilai membuka ruang kebebasan pers serta mendukung praktik jurnalisme yang beretika dan berpihak pada kebenaran.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota hadir didampingi oleh Asisten Administrasi Umum Setda Kota Cirebon, M Arif Kurniawan. Di hadapan para insan pers dan tokoh masyarakat, ia menyampaikan refleksi mendalam tentang peran penting media di era informasi yang kian kompleks.
“Di tengah situasi ruang publik yang kerap bising oleh informasi yang berseliweran tanpa arah, kehadiran IJTI sebagai penjaga profesionalisme dan etika jurnalisme televisi adalah sesuatu yang sangat fundamental,” ujar Wali Kota.
Ia menegaskan bahwa penghargaan malam itu bukan sekadar pengakuan individu, melainkan simbol penghormatan terhadap mereka yang memilih berjalan bersama nilai, bukan hanya bersama arus.
“Tokoh-tokoh yang diapresiasi malam ini adalah mereka yang memberi ruang bagi pers untuk bekerja, yang memahami bahwa kemerdekaan pers bukan ancaman, melainkan fondasi penting dalam kehidupan berdemokrasi,” lanjutnya.
Sebagai kepala daerah, Wali Kota juga mengakui bahwa tidak semua narasi media membuat nyaman. Namun menurutnya, kenyamanan bukanlah tolok ukur kebenaran.
“Justru dalam keberanian jurnalisme mengangkat yang sulit, mengkritik yang perlu, dan mengingatkan yang lupa, di situlah fungsi pers bekerja secara utuh,” ujarnya dengan nada tegas.
Ia juga mengapresiasi para jurnalis yang malam itu menerima penghargaan, sekaligus mengingatkan bahwa pengakuan adalah tanggung jawab. “Penghargaan dari IJTI adalah bentuk pengakuan, tapi juga sekaligus amanah. Semoga ini menjadi penyemangat untuk kita semua dalam menjaga sikap yang konsisten, meski tak selalu mudah,” tuturnya.
Kepada IJTI, Wali Kota menyampaikan harapan agar lembaga ini terus menjadi benteng terakhir akal sehat publik. “Teruslah menyajikan fakta dengan keberanian, memberi ruang pada keadilan, dan menjaga akal sehat publik di tengah riuhnya informasi yang datang tanpa filter,” ujarnya.
Dalam penutupnya, Wali Kota mengutip kearifan lokal Jawa: Ajining diri saka lathi, ajining bangsa saka karsa. “Harga diri seseorang terlihat dari tutur katanya, dan harga diri bangsa tercermin dari kehendak bersama membangun peradaban. Di sinilah peran media dan jurnalis televisi khususnya, menjadi bagian penting dalam membentuk kesadaran kolektif,” tutupnya.
IJTI Award 2025 menjadi pengingat bahwa masih ada harapan untuk masa depan pers Indonesia, selama masih ada suara yang jujur, pikiran yang jernih, dan tindakan yang lurus. Dan selama itu pula, televisi akan terus menjadi jendela bangsa dalam melihat kenyataan secara utuh dan berimbang.Caswila