Bekasi, JemariNews .co.id – Menteri Perdagangan Budi Santoso melepas ekspor produk baja rendah emisi balok las (welded beam) senilai USD 1,5 juta atau setara Rp24,3 miliar di Kabupaten Bekasi, Rabu 15 Januari 2025.
Produk baja tersebut merupakan produksi PT Gunung Raja Paksi Tbk. (GRP) dengan tujuan ekspor ke Selandia Baru.
Ekspor ini merupakan bagian dari total 1.210 MT baja yang akan dikirim secara bertahap hingga Maret 2025.
Budi Santoso menyatakan, kualitas produk besi dan baja dalam negeri semakin diakui dan berhasil menempatkan Indonesia sebagai pemasok terbesar ke-7 dunia dengan nilai ekspor USD 28,41 miliar.
Sektor ini juga menduduki peringkat kedua sebagai produk ekspor nonmigas andalan Indonesia pada Januari–September 2024.
Di sisi lain, permintaan dunia dalam lima tahun terakhir (2018—2023) selalu positif sebesar 9,13 persen dengan total permintaan dunia mencapai USD 865 miliar.
“Dengan tren pertumbuhan sebesar 38,79 persen dalam lima tahun terakhir (2018–2023), Indonesia berpeluang besar menjadi salah satu pemain utama industri baja terkemuka di dunia. Diharapkan kontribusi GRP dapat memotivasi eksportir yang lain,” ujar Budi.
Dirinya mengungkapkan, eksportir besi dan baja Indonesia ke Selandia Baru mendapat kemudahan tarif hingga nol persen dengan memanfaatkan perjanjian perdagangan ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA).
“Dengan bea masuk sebesar nol persen, diharapkan Selandia Baru menjadi salah satu negara tujuan utama bagi ekspor besi dan baja Indonesia,” ungkapnya.
Pada sambutannya, Budi juga menyampaikan tiga program prioritas Kemendag, khususnya untuk meningkatkan ekspor.
Program tersebut yaitu Pengamanan Pasar Dalam Negeri, Perluasan Pasar Ekspor, dan Peningkatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) BISA Ekspor (Berani Inovasi Siap Adaptasi).
“Kemendag mempunyai perwakilan di luar negeri yaitu Atase Perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) di 33 negara yang siap membantu pelaku usaha, khususnya UMKM untuk menembus pasar ekspor,” tambahnya.***