Sumedang- Jemarinews. co.id – Sebuah kegiatan Study Tour merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan KBM sekolah yang bertujuan memberikan pengalaman yang baik terhadap anak. Selain itu, sebagai sarana rekreasi dan edukasi terhadap murid.
Meski tidak semua lembaga pendidikan menjadikan Study Tour bagian dari kurikulum, namun beberapa lembaga memasukan kegiatan Study Tour kedalam kurikulum dengan pertimbangan manfaatnya.
Kendati demikian, dibalik segudang manfaat Study Tour , terdapat perihal yang kerap menjadi dilema dan perbincangan cukup sengit diantara orang tua/wali murid, yakni wajibkah ikut Study Tour?bukankah dengan demikian menjadikan kegiatan Study Tour bersifat wajib sementara sebagaimana kita ketahui bahwa Study Tour tidak wajib?
Seperti yang terjadi di SMPN 4 Sumedang
Sejumlah orang tua siswa SMPN 4 Sumedang mengeluh Terkait adanya program study tour yang akan di laksanakan oleh pihak sekolah. Pasalnya, biaya study tour itu sangat memberatkan sekali padahal biaya dari penyedia Travel itu untuk satu siswa di kisaran RP 1.000.000 (satu juta rupiah) dan di lapangan ternyata di beban kan ke orang tua Siswa sebesar RP 1.250.000 (satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) Jadi sekolah dapat untung dari satu siswa di kisaran RP 250.000 Ribu Rupiah di kalikan siswa yang ikut wow sungguh pantastis,study tour ternyata hanya cari untung buat sekolah tersebut sungguh eronis.
Orang tua murid mengaku sangat keberatan adanya study tour yang mana ongkos biayanya sangat mahal Rp 1.250.000 (satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) Parahnya lagi pihak sekolah seakan wajib siswa ikut study tour dan tentunya sangat memberatkan.
“Padahal seharusnya pihak sekolah tidak usah harus memaksakan, apabila anak tersebut tidak mau ikut study tour, “kata salah satu orang tua siswa dan berharap dinas pendidikan segera menindaklanjuti masalah study tour tersebut dan kalau bisa jangan di adakan study tour karna sangat memberatkan ucapnya”
( Amas / Maman)